Radio BNR Online

Sabtu, 15 September 2012

BAN - GIMBAL

BAN GIMBAL Band Reggae Dari Kota SINGKAWANG . Merupakan anak muda yang ingin menyalurkan kreatifitas lewat seni musik reggae serta memajukan dan mengembakan musik reggae di kota Singkawang. Tujuan kami adalah ingin memperkenalkan genre musik reggae di singkawang yang masyarakatnya banyak belum mengenal musik reggae di Tanah SINGKAWANG ( KalBar ). Kami juga mempunyai misi menyebarkan persaudaraan , persahabatan dan persamaiaan lewat musik. Karna meski tampak luar kita berbeda ,kita semua sama, semua punya rasa cinta.Ban Gimbal terbentuk tanggal 15 juli 2012.

Band BAN GIMBAL di naungi oleh Komunitas Kreatif Reggae Singkawang yaitu sebuah komunitas reggae yang berdomisili di Singkawang yang anggotanya merupakan masyarakat pecinta reggae.


BAN GIMBAL Di gawangi oleh : 
Vocal1         : Wawan
Vocal2         : Kenyes
Rhythm       : Herwan
Guitar         : Rully
Bass             : Angga

percussion : Bhella 'Q Rastafara
Drummer   : Eki







Video Lagu Kami Sendiri Yang Berjudul "Singkawang I Love You"







Kamis, 03 Mei 2012

Film Bob Marley Diputar Perdana Di Jamaika

 


Walaupun musisi reggae Bob Marley telah meninggal lebih dari 30 tahun silam, tapi lagu-lagunya seperti Get Up, Stand Up dan Is This Love masih digemari dan terus didengarkan oleh penggemarnya di seluruh di dunia.

Segala sesuatu yang terkait sang legenda, seperti buku atau dokumentasi
lainnya, yang jumlahnya tidak terhitung, terus mengalir sampai sekarang.
Berita terkait

Dan pada pekan-pekan ini, para penggemarnya kembali dimanjakan oleh 'kehadiran' Bob Marley, yang kali ini dalam bentuk film dokumenter.

Dihadiri ratusan penggemarnya yang memadati sebuah taman di ibukota Jamaika, Kingston, film dokumenter karya sutradara Kevin Macdonald itu diputar secara perdana, Kamis (19/04) kemarin.

Ini adalah filem dokumenter tentang Bob Marley yang pembuatannya melibatkan keluarga musisi reggae itu.

Di tengah kerumunan penggemarnya, termasuk para pedagang kali lima, sosok Bob Marley -- yang dianggap sebagai pahlawan di tanah kelahirannya, Jamaika -- terasa hidup kembali, pada malam itu.

"Aku adalah sang petualang jiwa," teriak Bob Marley, yang terdengar dari potongan-potongan filemnya, menggetarkan para penonton yang seperti tersihir.

Sebagai hadiah untuk memperingati 50 tahun kemerdekaan Jamaika, panitia pemutaran filem tidak memungut biaya bagi warga kota Kingston untuk menonton langsung filem ini.

Dengan layar tancap, penggemar Bob Marley dari kalangan miskin dapat menikmati sosok sang idola sekaligus tokoh kesayangan warga negara itu di udara terbuka.

Sebuah karpet merah, hijau dan dipadu emas yang semula dihampar untuk penonton VIP, kemudian digulung kembali, karena dianggap melanggar kesucian warna Rastafari -- merah, hijau dan emas yang dilekatkan pada sosok Bob Marley.

Potret otentik

Meskipun film dokumenter ini menggambarkan perjalanan singkat Marley, yang meninggal akibat kanker pada usia 36 tahun (1981), film ini disebut-sebut lebih 'lengkap' ketimbang film-film tentang Marley sebelumnya.

"Anda belajar tentang pria yang musiknya didengar di mana-mana, Anda belajar bagaimana dia memulai hidupnya yang semula sulit, dan bagaimana dia memperlakukan orang lain secara murah hati, serta bagaimana dia seperti pria pada umumnya," kata Chris Blackwell, pemilik Island Records, yang ikut terlibat dalam membuat film ini.


"Filem ini sangat menguras emosi dan begitu dalam... Bagaimana dia jatuh sakit, bagaimana dia kemudian bangkit dengan tekad dan kuatnya..."

Bagaimanapun, sosok Marley membentang dan melampaui dunia musik yang didalaminya.

Hal ini terbukti sosoknya sekarang menjadi ikon global, di mana namanya dijual dalam bentuk beraneka, mulai topi, pakaian, sampai hiasan telepon seluler.

Jadi, apakah film dokumenter Marley ini akan mempertebal legenda dirinya serta menjadi komoditas ekonomi?

"Film Marley ini bukan untuk komoditas," kata Kevin Macdonald.

Menurut Kevin, filem ini sangat bertentangan dengan sosok Marley yang selama ini dikenal melalui gambar poster atau kaos.

"Ini film yang sangat pribadi dan intim. Kita mencoba untuk menjadikannya seperti potret yang otentik..."

Pahlawan nasional

Di Jamaika, tanah kelahiran Marley, telah ada permintaan agar Marley dijadikan pahlawan nasional, agar posisinya mirip dengan tokoh Jamaika lainnya yang berjuang melawan perbudakan dan kolonialisme.

"Bob Marley adalah salah satu manusia terbesar yang pernah hidup di bumi," kata Lisa Hanna, Menteri pemuda dan budaya Jamaika, di sela-sela pemutaran film itu.

Penggemarnya menuntut agar Marley dinobatkan menjadi pahlawan nasional.

Bukan rahasia lagi bahwa musisi reggae ini begitu dihormati.

"Dia adalah pahlawan bagi Jamaika", kata salah seorang penggemar, yang menghadiri acara itu. "Dan film ini membuktikannya."


"Film ini menunjukkan citra positif Marley di hadapan negara," kata yang lain.

Bob Marley dilahirkan di Saint Ann, Jamaika 6 Februari 1945. Dia meninggal dunia di Miami Florida pada 11 Mei 1981 dalam usia 36 tahun.

Hingga saat ini Bob Marley masih dianggap satu-satunya musisi papan atas dunia yang berasal dari negeri berkembang

Kamis, 01 Maret 2012

Berita Bob Marley

Tanggal 6 Februari ini diperingati sebagai hari lahirnya sang legenda dari Jamaika, Bob Marley. Dan saya punya cara sendiri untuk memperingati tanggal yang jatuh pada hari Senin di tahun 2012 ini. Sedikit kilas balik lagi siapa itu Bob Marley, dan apa hubungan dia dengan hijau-kuning-merah, rambut gimbal, dan tentu saja -hal yang paling identik dengan Marley- ganja.

Rita adalah istri Bob Marley yang memperkenalkannya pada Rastafarianism. Rastafari sendiri adalah sebuah agama yang lahir di Jamaica, namun ada juga yang lebih suka menyebutnya the way of life ketimbang agama, termasuk saya. Sementara itu, hijau-kuning-merah adalah warna bendera Rastafari Movement atau yang sering disingkat dengan Rasta.

Setiap warna dalam bendera Rastafari Movement ini memiliki makna masing-masing. Hijau melambangkan tanah Afrika yang entah hilang ke mana warna hijaunya. Sedangkan kuning atau yang sebenarnya adalah warna emas, melambangkan kekayaan Afrika yang juga sudah tak mereka miliki lagi. Dan merah melambangkan darah sebagai simbol dari banyaknya kematian yang sudah terjadi di Ethiopia, serta Afrika.

Sedangkan ganja, atau canabis, atau mariyuana dibawa pertama kali ke Jamaika pada akhir tahun 1800 oleh orang-orang India timur. Sebelum Rastafari muncul, ganja digunakan sebagai obat atau dicampur dengan tembakau untuk rokok. Setelah adanya Rastafari, oleh pada rastafarian, ganja digunakan untuk memperoleh kebijaksanaan dan menjadi bagian dari ritual keagamaan untuk mendekatkan diri mereka pada “Jah” (Tuhan).

Kemudian, dengan musik Reggae yang berasal dari Jamaika, Bob Marley menyebarkan pengaruh Rastafari ke seluruh dunia. Dan karena itulah mengapa selalu ada Bob marley dengan warna hijau-kuning-merah, dan ganja.

Lalu bagaimana dengan rambut gimbal Bob Marley? Ada makna tersendiri juga bagi Rastafari yang memiliki rambut gimbal, di antaranya adalah bagian dari sumpah dalam Injil Nazarene dan Leviticus yang melarang mereka untuk mencukur rambut. Namun, bukan berarti rastafarian selalu berambut gimbal, ada juga yang tidak. Dan makna yang lainnya adalah, gimbal melambangkan identitas mereka, agar mereka tidak lupa siapa mereka, dan juga mengingatkan mereka pada Jah (Tuhan).

No Woman, No Cry! Hai wanita, jangan menangis! Lagu paling terkenal dari bapak yang lahir pada tahun 1945 ini, lagu yang dibuat karena kepedulian Bob Marley pada para perempuan kulit hitam yang diperlakukan secara tidak manusiawi dan dijadikan budak. Dan Rita sangat bangga mempunyai suami yang peduli pada perdamaian seperti Bob Marley.

Secara biologis, Bob Marley memiliki sembilan anak dari tujuh wanita berbeda. Selain itu, ia juga pernah mengadopsi dua orang anak semasa hidupnnya. Perkawinannya dengan  seorang model asal Jamaika, Cindy Breakspeare membuahkan Damian Marley, yang kini mengikuti jejak sang ayah menjadi penyanyi regae. Dan, Bob menulis lagu "Turn Your Lights Down Low" tentang hubungannya dengan Cindy.

Bob Marley punya cerita kematian dengan beragam versi. Ada yang mengatakan bahwa sarapannya diberi racun saat dia akan berolah raga pagi, ada juga sumber lain yang bilang bahwa jempol kaki Marley terinfeksi dan dia tak mau diamputasi -karena konon rastafarian anti pada gunting-, sehingga infeksi tersebut menjadi kanker.

Banyak lagi cerita tentang Bob Marley yang tidak akan ada habisnya jika ikut dirangkum dalam tulisan saya ini. At least, perdamaian yang diinginkan Bob Marley mungkin adalah perdamaian yang sama seperti yang kita inginkan. One love, one heart... Let's get together and feel alright :)

Dan ini adalah video pemotongan kue oleh cucu-cucu Bob Marley pada perayaan mengenang 67 tahun lahirnya sang legenda Jamaika ini... 

Senin, 12 Desember 2011

Israel Vibration: Kisah 3 Orang Penderita Polio Yang Memainkan Musik Reggae

Israel Vibration adalah trio reggae dari Kingston, Jamaica. Beranggotakan Lascelle “Wiss” Bulgin, Albert “Apple Gabriel” Craig, dan Cecil “Skeleton” Spence, yg ketiganya sama-sama menderita penyakit polio.
Kalo di Brazil kita tahu ada Tribo de Jah yang beranggotakan 4 orang buta dan satu orang buta sebelah.
Lascelle “Wiss” Bulgin, Albert “Apple Gabriel” Craig, dan Cecil “Skeleton” Spence dipertemukan di Pusat Rehabilitasi ketika masih anak-anak. Setelah berpisah cukup lama, dan masing2 dr mereka telah menjadi pengikut Rastafari, mereka kemudian mengadakan reuni dan sepakat untuk membentuk vokal grup dgn nama Israel Vibration.
Setelah merilis single pertama “Why Worry” di tahun 1977, Israel Vibration kemudian merekam 3 album: “The Same Song”, “Unconquered People”, dan “Why You So Craven” yg dibiayai oleh Twelve Tribes of Israel, sebuah kelompok Rastafarian [sekte]. Di tahun 1981, Israel Vibration sempat vakum, mereka bertiga hijrah ke Amerika untuk mendapatkan pengobatan yg lebih instensif dan profesional.
Atas bujukan Gary “Dr. Dread” Himmelfarb, pendiri RAS Records, pada tahun 1988 Israel Vibration kembali masuk studio – Lion and Fox Recording Studios – untuk merekam album ke-4 “Strength of my Life”. Album ke-4 dari Israel Vibration ini banyak menuai pujian krn dianggap sebagai salah satu dari sedikit musisi reggae yg tetap konsiten dgn genre roots pasca-era keemasan genre roots reggae dan banyaknya Dance Hall movement pada tahun itu.
Di tahun 1997, Albert “Apple Gabriel” Craig, menyatakan keluar dr Israel Vibration untuk bersolo karir. Personel yg tersisa tinggalah Skelly dan Wiss yg tetap setia memainkan harmoni roots reggae bersama Israel Vibration




Sejarah Reggae music

"Musik Jamaica Pendahulu"  




 Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut "Burru"
yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut "talking drums" (drum yang
bicara) yang asli dari Africa Barat. "Jonkanoo" adalah musik budaya
campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum,
rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat
natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian
para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka
berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari
Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika
Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk
sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik
sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker,
scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada
tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang
menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati
sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya
disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing,
Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat "bop". Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian "skankin"
pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta "ska". Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan "Rock Steady" yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan
menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut "Burru"
 

"Reggae N Rasta"
  
Bob Marley tentunya adalah bintang musik "dunia ketiga" pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.
Ditambah lagi dengan hadirnya "The Harder they Come" pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley
untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini
tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan
Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music,
musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu
kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling
alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta,
menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di
Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami
tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile
Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah
Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan
Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai
kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.
"Apa sih Reggae"

Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan
Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas
menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus
tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang 'berkotbah'
dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak
keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika),
pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan
aspek politis Rastafarinya. "Reg-ay" bisa dibilang muncul dari anggapan
bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul
Amerika namun dengan ritem yang 'dibalik' dan jalinan bass yang
menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes
politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska
& rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika -
Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi 'lubang - lubang'
iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer,
permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis
dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat
pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.

"Ngga asli Jamaika lho!"

Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari
New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari
New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio
Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan
gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan
R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim
panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus
tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu,
Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan
interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan
musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan
sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato
rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu
memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan
cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai,
kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.


"It's Influences"

Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya
menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua
dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang
Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees.
Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari
dunia tersendiri. Budaya 'Dancehall' Jamaika yang menonjol plus sound
system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan
lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan
yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah
diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.

Sejarah Reggae Indonesia

Reggae Di Indonesia


Reggae yang Tidak Harus Rasta :
Reggae dan rasta

Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life," ujar Ras Muhamad (23), pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan," ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari," papar Ras.

Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut rasta.

Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. "Misalnya waktu saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari," ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.
Pemusik Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu.

Namun, meski tidak memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae (dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.

Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang mengaku musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada "berdamai". "Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil," tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganj


SOSOK RASTAMAN DI INDONESIA





Kata reggae sebenarnya berasal dari logat afrika dari kata “ragged” yaitu gerakan seperti menghentak badan saat orang menari dengan iringan musik ska atau reggae. Reggae sendiri dipengaruhi oleh musik R&B, ROCK, CALYPSO,RHUMBA serta musik khas jamaika yang disebut mento. Irama reggae sendiri berasal dari musik ska, yang cenderung memberi tekanan pada nada-nada lemah serta hentakan ritmik drum yang komplek. Tetapi ada yang membedakan musik ska dengan reggae,yaitu tempo musik reggae sedikit lebih lambat dan menonjolkan vocal yang yang berat seperti pada musik-musik chant serta diiringi oleh tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari rastafari.
Mengapa musik reggae itu terkesan dengan penampilan yang nggimbal ataupun lusuh? Kita telaah saja dari asal-muasal musik reggae yaitu berasal dari jalanan getho”perkampungan kaum rastafarian” di daerah jamaika. Mungkin hal itulah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi di awal perjalanannya dan sarat dengan ajaran-ajaran rastafarian yang meng ”idealisaikan” kebebasan, perdamaian, keindahan ala dan gaya hidup bohemian.
Di indonesia sendiri.

,

musik ini di pelopori oleh imanez kemudian di susul oleh bung tony q. Musik yang dibawakan oleh keduanyapun sungguh kental dengan gaya-gaya musik bohemian, dengan irama real reggae, beliau sanggup mewarnai jajaran musik indonesia. Dia pun mucul sebagai pelopor band-band reggae lain, seperti steven and coconut trees yang mengusung musik reggae yang lebih modern. Jadi buat orang-orang yang masih awam dengan musik ini, janganlah berprasangka buruk kepada orang-orang yang mencintai musik ini (termasuk saya)hehehehehehe. Mungkin penampilan mereka terlihat apa-adanya dan agak berantakkan tetapi sesungguhnya dibalik itu semua terdapat filosofi-filosofi dari unsur kesederhanaan, kebebasan dan perdamaian.

 Tony Q' Rastafara





WAWANCARA

Anak kampung yang berontak dari pabrik kaleng.
Memilih hidup dan bermusik di jalanan. Walau digasak dan dicemooh orang, tetap memilih reggae sebagai jalan hidupnya. Lagu-lagunya direkam Putumayo label tersohor dunia untuk world music. Sohor di ajang festival di Amerika tetapi selalu ditolak Kedutaan Amerika di Jakarta ketika mengurus visa.
Inilah reggaeman kita yang selalu bersahaja



SELALU ada berita baru tentang reggae dari Tony Q Rastafara. Selalu ada album atau master musik reggae di dalam tas kecilnya yang akan diperlihatkan kepada orang yang tertarik mencari tahu apa yang kini dikerjakannya. Atau sebuah buku, Bob Marley: Rasta, Reggae, Revolusi yang agak lusuh karena sering dibaca dari tangan ke tangan, dibahasnya bersama beberapa kawan di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan kebetulan dia memberi komentar singkat di sampul belakang. Tony Q, memang reggaeman yang bersemangat!


Kadang dia menghilang dari Jakarta beberapa bulan untuk melakukan konser di beberapa kota di Jawa dan Bali. Biasanya digelar di kampus-kampus, atau bar dan cafe. Kadang langkahnya panjang hingga mancanegara, “Aku mau berangkat ke Aus, nih!” katanya lewat telepon seluler, suatu kali. Maksudnya pergi ke Australia untuk melakukan mixing di Sound Warp untuk album barunya, Anak Kampung, yang akan dirilis dalam waktu dekat ini.
Selama tigapuluh tahun karir musiknya, Fullwood pernah bekerjasama dengan Bob Marley, Peter Tosh, Black Uhuru, Gregory Isaacs hingga The Mighty Diamondas. Setahun yang lalu, Fully Fullwood dan kawan-kawannya di band Tosh Meets Marley sempat melakukan tur konser di Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan Bali. Di belakang panggung konser, Tony Q diperkenalkan kepada Fully Fullwood dan kawan-kawan, serta manajer Mark Miller.
Tiba-tiba saja scene reggae di tanah-air heboh melihat kedekatan Tony Q dengan Fully Fullwood yang kemudian berujung bekerjasama membuat sebuah album.

Sekembali Tony Q dari Australia, BATAVIASE NOUVELLES menemuinya di Wapres pada suatu petang. Sambil menyeruput kopi pahit dan menghisap rokok kretek dengan diselingi senda gurau, lagi-lagi Tony Q bersemangat menjawab BATAVIASE.
Dari kejadian itu, lama-lama gue baru mengerti, ternyata orang Amerika itu sangat apresiatif dengan musik reggae Indonesia. Prof. Ann, misalnya, selalu memberi gue dorongan terus berkarya. Ketika dia dengar musik gue yang ada elemen musik Sunda, Jawa atau daerah lainnya di Indonesia, dia bilang, itu musikmu enggak ada di Amerika atau Afrika.
Budaya kita kan unik, sejarahnya panjang. Dia akhirnya mengirimkan lagu-laguku kepada Putu Mayo World Record, perusahaan yang berbasis di New York. Satu lagu gue, Pat Gulipat, masuk dalam kompilasi World Reggae berjudul Reggae Playground bersama musisi reggae dunia.
Gue langsung terharu sekaligus bangga, akhirnya musik reggae Indonesia diakui secara internasional.
Tony Q tak pernah menduga lagunya masuk dalam kompilasi Reggae Playground, bersanding dengan Rita Marley, istri Bob Marley dan Judy Mowatt, penyanyi latar The Wailers band Bob Marley, selain itu beberapa musisi yang mengisi album itu antara lain Johny Dread (Kuba), Eric Bibb (Amerika), Alan Schneider (Prancis), Modusta Largo (Maroko), The Burning Soul (Jamaika), Marty Dread (Amerika), Kal Dos Santos (Brasil), Asheba (Trinidad) dan Toot and The Maytals, band lawas dari Jamaika yang melahirkan kosakata “Reggae” ke dunia ini. Seluruh penjualan album ini diperuntukkan pembangunan sekolah taman kanak-kanak di Jamaika. Sebuah program yang bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa-bangsa dan Rita Marley Foundation.

Bagaimana Anda melihat perkembangan musik reggae di Indonesia, yang sekarang lagi booming?

Gue selalu mendukung kawan-kawan yang bikin band reggae. Dan selama ini juga gue didukung kawan-kawan. Untuk desain sampul album Anak Kampung, yang bikin Ibnu Hibban, yang sudah menonton band gue sejak dia masih SMP. Sekarang dia sudah sarjana, lulusan jurusan seni rupa Institut Kesenian Jakarta. Cover Anak Kampung adalah skripsi Ibnu, dapat nilai A. Gue kan selalu mendukung sesuatu yang positif, kuncinya asal dikerjakan dengan senang hati semua akan berkembang. Setiap gue ngeband selalu ngajak band-band yang baru untuk jam-sesion. Di musik reggae itu nggak ada jarak, tua-muda saling mendukung. Gue nggak pernah menduga perkembangan reggae di masyarakat seperti sekarang ini, walau media masih memperlakukan seperti anak-tiri, kalau mau dibandingkan dengan musik rock atau pop. Sebagai pelaku reggae, gue akan terus bekerja, berkarya, bikin album…SALAM REGGAE MANIA